Minggu, 01 Januari 2012

Bintang Kesiangan

BINTANG KESIANGAN 

oleh Matahari Nurnov pada 30 November 2011 pukul 12:32




Tara kembali melihat jam tangannya.
"hufht...nggak ada harapan" desahnya.
Bel udah bunyi sejak tiga menit yang lalu,Tara terlambat lagi.Kalo aja nggak macet,pasti sudah sampai di sekolah.Keluh Tara lagi.Ini hari yang buruk,kalau hari ini telat,Tara bakal kena skorsing 5 hari.
"Aha" Seru Tara sedetik kemudian.Ide gila muncul gitu aja di Kepala Tara,masih ada waktu 7 menit.Pintu gerbang akan ditutup sepuluh menit setelah bel bunyi.Jadi,masih ada harapan.
Tara pun turun dari Angkutan umum dan berlari sekencang kencangnya.
"Ck,,,nggak tau apa gue udah telat.Pake macet segala..." Maki Tara sambil terus berlari.
"Wahhh..Keren" seru Tara saat melihat pintu gerbang masih terbuka.Matanya lalu melihat ke sekeliling Jalan,merasa tak ada seorang pun Tara pun melenggang dengan santai memasuki gerbang.
"Tara"
Suara itu menghentikan langkah Tara.Suara yang 2 hari ini tak asing di telinga Tara.Bu Raya,guru BP."Mati Gue" desis Tara,masih berdiri di tempat.Bisa terbayang olehnya 5 hari kedepan akan jadi mimpi buruknya.

========
"Ya,Tuhan.Apes banget sih gue.Kenapa harus mimpi lagi?gue kan jadi telat..."
Tara masih berdiri di depan pintu gerbang.Tawa pahit menghiasi bibirnya.
Gue tuh sebel kalo gue mimpi.Gue pasti kesiangan.Masih mending kalo mimpi ketemu Lee Hong Ki kaya kemarin,ikhlas banget gue.Lha ini,mimpi ngliat bintang di siang bolong.Mana ada.Nggak bermutu banget nih mimpi.
Apa jadinya kalo mama pulang 2 hari lagi,terus tau gue di Skorsing... 
Tara terus berfikir sambil memainkan kesepuluh jari tangannya...
"Yuhuu." seru Tara saat ide cemerlang kembali melintas di kepalanya.
Gue kan bisa nginep dirumah Papa.Terus,bilang ke mama kalo 5 hari ada kegiatan di luar sekolah.Ck...pinter banget gue..
Tara yang tadi tertunduk lesu pun mendongak.kembali bersemangat.
Tapi seseorang di seberang Jalan menarik perhatian Tara.Octav.Cowok kelas XI IPS1 yang mirip sama Bisma Smash.Pintar dan Kalem.Poin lain yang bikin kakak kelas cewek naksir.
"Jiaa,ini to maksudnya bintang kesiangan itu"
Tara menyimpulkan arti mimpinya semalam.


"Tin...tin" klakson berkali kali terdengar.Tara yang menyaksikan kejadian di seberang pun geregetan.
"Ya ampun,tuh orang nggak bisa nyebrang apa? Ganteng,tapi kok bego sih"
Tara terus menyebrang.Kini Tara pun berdiri di depan Octav.Ditariknya tangan cowok itu,membuat Octav mengikuti langkah Tara.Menepi ke Taman yang tak jauh dari Jalan.
"Udah telat ya..?" Tanya Octav lirih.
Bukannya jawab,Tara malah memelototi Octav.
"Elo tuh kalo mau nyebrang hati-hati.Kalo nggak bisa,lewat jembatan penyebrangan dong.kan aman" Tara mengomel,tak memperhatikan muka di depannya udah pucat pasi,mukanya udah bercucuran keringat.
Menyadari kebodohannya,Tara pun tersipu malu.
Tiba-tiba tangan Octav mencekal tangan Tara.Tara terkesiap,bisa dirasakan dinginnya tangan itu.
"Sory,gue nggak bermaksud marah-marah tadi.Cuma greget aja,lagian gue kan bukan Bu Raya.Kok Elo setakut ini sampe tangan Lo dingin banget"
Tara masih mengira ini kesalahannya.
"Gue pusing Tar.." Suara Octav semakin lirih.Tara pun panik,ini bukan karena dia ngomel.Tapi Octav sakit,itu juga alasan kenapa sedari tadi Octav sulit menyebrang jalan.
"Trus gimana dong,gerbang udah ditutup.Kita nggak mungkin ke UKS."
"Taksi,ke RS.Please temenin gue" Seru Octav,terdengar memohon.Tara pun membantu cowok itu bangkit.
Tak lama ada taksi melintas,keduanya pun masuk.
"Klinik 24 jam pak..."
teriak Tara.Octav pun mengangkat alisnya,masih ingat betul dia bilang RS,bukan klinik.
Lalu dicoleknya Tara yang duduk menjauh.
Tara menoleh,tau maksud cowok di sebelahnya.
"Sory,gue belum pernah masuk RS.Nggak tau gimana ngurusinnya,kalo ke klinik gue pernah.Obatnya nggak mahal,kalo cuma pusing kaya gitu 2 hari juga sembuh.Dokternya Cantik lho..."
Mendengar penjelasan Tara yang mengarah ke promosi pun Octav tertawa pelan.
"Udah sampai neng" Ucap si sopir,Tara pun turun diikuti Octav.


=======

Di ruang tunggu Tara malu sendiri karena banyak orang memperhatikannya sedari tadi.
"Ya ampun,Octav.Buruan dong!!!" desis Tara penuh harap.
"Tar" 
Tara pun bangkit,
"Akhirnya kesialan gue berakhir."


"nggak usah Tar" bisik Octav.Tara pun mengurungkan niatnya memapah Octav.
"Sory,kata dokter gue kena cacar air jadi elo jangan deket deket ya.ntar kena..." terang Octav.
Tara hampir saja tertawa terbahak kalo aja nggak menutup mulutnya.
Tara udah pernah kena,menderita banget.Tara jadi membayangkan cowok didepannya ini.Dia masih Octav yang sama.tapi mungkin 2 minggu lagi udah beda.
Kali ini Tara cuek sama calon pasien lainnya.
Keduanya berjalan santai keluar Klinik.

=======

Tara memutuskan mengantar Octav sampai Kostnya,toh pulang kerumah pun nggak ada siapa-siapa.Mama Tara kan lagi ke Solo dan baru mau pulang 2 hari lagi.
"Hmm,seger" Tara menyeruput sebotol minuman dingin yang tadi sempat dibelinya.
Teringat akan 5 hari skorsing,Tara pun langsung menelfon papanya.
Mata Tara langsung berbinar mendengar suara itu...
"Halo Pa....Iya,Tara....nggak papa kok,cuma kangen....apa?lagi di Aceh?....yah,padahal Tara mau nginep dirumah....yaudah,"
kecewa,Tara mengahiri panggilan.
"Kenapa Lo?"tanya Octav saat menangkap kekecewaan di muka cewek yang jadi dewi penolongnya pagi ini.
"Gue di skors,5 hari.Nyokap lagi di Solo.2 hari lagi balik,gue nggak mau dia tau.tadinya gue mau bilang ada kegitan di luar sekolah.camping.trus gue'a nginep dirumah bokap,3 hari.tapi bokap lagi di aceh.mana bisa.."terang Tara.
"Lho,Elo broken home?" 
Tara hanya mengangguk,itu bukan masalah besar baginya.Ortu Tara emang udah cerai sejak Tara kelas 2 SMP.
"Gue juga kabur,udah 1 bulan" celetuk Octav.Tara ternganga,
"Gila Lo?" desis Tara tanpa sadar.
Octav kembali dibuat tertawa.
"Kaget Lo?" Ledeknya
Tara kaget,bintang sekolah kaya Octav ternyata juga orang bermasalah.Biasanya Tara cukup tau nama,dan nggak mau tau tentang siapapun teman Sekolahnya.Tapi kali ini Octav malah ngasih tau terang terangan.Mungkin Tara satu-satunya orang yang tau hal ini.
Octav pun kaget saat tau siapa Tara.Sebenarnya,dia naksir Tara udah setahun dan tau Tara orangnya cuek,meski mereka nggak pernah satu kelas.Tapi satu fakta ini baru ia ketahui,langsung dari Tara.


Tara tak enak,karena dia Octav jadi ikut ikutan duduk diluar.
"Gue balik ya Ta.." pamit Tara.
Octav sebenarnya kecewa,ini pertama kalinya dia bisa ngobrol berdua Tara,lama.Lucunya,lagi2 keduanya bertemu saat sama2 terlambat dan persis di tanggal yang sama,bedanya dulu mereka msih kelas X.
"Disini,cewek boleh main nggak?" pertanyaan itu mengejutkan Octav.Dream come true banget.
"Boleh.kenapa?"
"Hmm,lihat aja besok."Sahut Tara.
"Dah,Tara..." desis Octav lirih.

=======

Hari pertama skorsing,Tara sibuk membereskan baju.Dia akan tetap berbohong,dan pergi dari rumah selama 3 hari.
"Sory Ma,Tara janji.Ini ngga akan terjadi lagi,setelah tiga hari ini Tara ngga akan kena skorsing lagi."
Tara memeluk foto ibunya,lalu diletakan dalam ranselnya.
Klik,tara pun mengirim SMS ke mamanya
MA,TARA ADA KEGIATAN DILUAR SEKOLAH 3 HARI.BESOK TARA BERANGKAT.
=======

Tara datang lagi ke tempat kost Octav.Tapi untuk bertemu sang pemilik langsung.Kebetulan ada satu kamar kost yang kosong karena sang penghuni tengah pulang kampung dan akan kosong seminggu kedepan.
"Thanks God,"
Tara pun menuju Kost Octav.Yakin benar cowok itu nggak masuk pagi ini.
"Ta,Ta..."
mendengar suara Tara,Octav pun keluar malu-malu.
"Elo pasti mandi ya kemarin?" Tebak Tara saat melihat Octav penuh bintik.
Octav mengangguk.
"Gue udah pernah kena Ta,ini tuh sembuh'a lama.Elo nggak boleh mandi,pokoknya jangan kena air deh."
Octav ternganga...
"Kenapa? Pengen cepet sembuh kan?" cecar Tara.dan lagi2 Octav cuma bisa mengangguk.
"Pulang aja Ta.Ngga enak tau kabur dari rumah" Celetuk Tara
"Ngga,Elo mana tau Tar.Elo kan nggak pernah kabur..." Bentak Octav.
Tara hampir aja membalas Octav.Beruntung Tara bisa menahan emosinya,Tara tak ingin Octav tau Tara juga kabur dari rumah,dan mereka tinggal di tempat yang sama sekarang.
"OK Ta,cepet sembuh ya" Tara menyodorkan sebotol air kelapa hijau yang sempat dibelinya sebelum ke kost an.
"Tar,sory..." Octav pun melunak.
Dan Tara hanya bisa tersenyum.
"Ya"


Octav merebahkan raganya di tempat tidur.Matanya menatap ke sekeliling ruangan.Semua sudah ia buat seperti kamarnya dirumah,tapi tetap saja beda.Tak ada mama yang membangunkan tiap pagi,tak ada sarapan pokoknya hal hal kecil yang justru cuma bisa dirasakan saat kita dekat dengan Ortu.Apalagi saat sakit,seperti yang dirasakan Octav kini.Kangen,tanpa sadar Octav menitikan air mata.
Dalam hati membenarkan apa kata Tara,tapi lagi lagi harga diri mengalahkan kangen itu.
"Nggak,gue nggak akan pulang sebelum dapetin apa yang gue mau" Gumam Octav.

"tok,tok,tok.Octav...Octav..." suara pemilik kost terdengar jelas sehabis pintu diketuk.Membuat Octav yang kaget pun melompat dari tempat tidurnya.
"Udah izin kamu?" tanya pak Lukman saat pintu terbuka.Lelaki 50 tahun,si pemilik kost Octav.
"Izin apa pak?" Octav menggaruk kepala,tak mengerti.
"Kamu sakit kan? Ya kasih surat ke sekolah." sahut pak Lukman.Octav pun menggeleng.
"Hmm,yaudah.Besok saya ke sekolahmu.Oh ya,ini titipan dari saudaramu." pak Lukman menyodorkan bubur ayam yang dititipkan Tara.Lalu pergi meninggalkan Octav yang dibuat bingung lagi.
Octav pun membuka plastik itu,ada bubur ayam yang masih hangat,diatas box ada no HP.
Dengan satu tangannya,Octav menekan no yg tertulis.Klik.
"Aktif" desisnya.
"ishh." Octav menjauhkan HP dari telinganya.Sudah bisa menebak si pemilik nomer adalah cewek.
"Yah,Halloo"
"Hallo juga" Sahut Octav.
"Lo siapa? Pake ngaku ngaku sodara gue?Gue anak tunggal tauuuu" seru Octav.kesal.
Diseberang.Setengah mati Tara menahan tawa.Menebak,pasti cowok ini belum makan bubur ayam darinya.Ganteng,pinter,tapi kok parno sih.Ternyata nggak sekalem yang Tara kira.
"Woiii,kok gue didiemin sih.Telfon pake pulsa tauuu" bentak Octav.
Akhirnya Tara bicara,tak mau Octav berubah jadi mönster.
" Ya ampun,nih orang sensi amat.lagi dapet ya ?"
Octav diam.kalo bukan karena penasaran sudah diakhirinya panggilan itu.
"Elo marah ya Ta? Tadi pagi kan gue cuma kasih saran? Nggak enak kan,sakit sendirian?"
Octav menelan ludah.
"TARA" desis Octav tanpa sadar.Malu.


Dikamarnya,Tara cuma bisa memeluk bantalnya.Memikirkan sedang apa Octav.Padahal baru sejam yang lalu cowok itu menelfonnya,dan 10 menit yang lalu mereka SMSan.
Apa dia bisa dipercaya? Tiba2 itu terlintas begitu saja.Cowok ganteng,pinter.Itu biasa,tapi kenapa Octav berbeda.Sebelumnya Tara tak pernah begitu dekat dengan cowok yang satu sekolah dengannya.
Jeva.Cowok yang terakhir Tara kenal.Pentolan di SMAnya,tapi Jeva meninggal sehari sehabis mereka putus.Karena tawuran.
Tapi tak butuh waktu lama bagi Tara melupakan Jeva.
Catur,Kakak tiri Tara.Justru cowok ini yang tara suka.Manis,dewasa,mirip Dude Harlino.Mamanya aja cantik,sampai2 papa Tara memilih janda beranak satu itu dan menceraikan Mama Tara.Tapi Tara cuma diam,tak menceritakan hal itu pada siapapun.Karena Tara tak percaya seorangpun.
========

Hari ketiga skorsing...
Tara sudah tinggal di kost.Octav yang memergoki Tara di kost_an sempat dibuat kaget.
Rasanya aneh aja,orang yang kita suka tiba2 deket sama kita tiap hari.Seneng,tapi takut.Karena sesuatu yang sulit kita dapat pasti sulit lepas dari kita dan sebaliknya.
Octav takut,Tara tiba2 pergi.
Sementara Tara justru tengah duduk di teras rumah pak Lukman,ngobrol berdua dengan orang itu.Tara menanyakan tentang Octav,sepertinya Pak Lukman tau betul semua penghuni kostnya.
Tengah asyik ngobrol,ada SMS dari mama Tara.
SAYANG.TADI ANAKNYA MARY DATANG KERUMAH...

"Catur" pekik Tara.Sontak,Tara merasa ingin pulang detik itu juga.
Pasti mama tengah menangis sekarang,Apa yang dikatakan Catur?Kenapa dia berani datang?
Pertanyaan2 itu memenuhi kepala Tara.Catur dan Tara memang saling kenal,tapi tidak dengan mama Tara.Tara juga sempat merasakan tinggal bersama ibu dan Kakak tirinya.Tara tak benci siapapun karena masalah itu bukan urusan Tara.Sebagai anak Tara tak pernah kehilangan kasih sayang meski kedua Ortunya tak lagi serumah.Bagi Tara,itu lebih baik daripada harus melihat Ortunya serumah,tapi bertengkar setiap hari.
Pak Lukman justru bingung,kenapa Tara yang tadi banyak nanya tiba2 diam.


Tara kini duduk sendirian di teras rumah pak Lukman.
Tara memainkan kesepuluh jarinya.Di depannya tergeletak HP,pesan dari mamanya juga masih ada dan sedari tadi itu yang Tara perhatikan...
Layar menyala,membuat Tara terlonjak kaget.
Catur mengöntaknya,Tara cuma bisa menatap nanar HPnya,tak berani menyentuh benda mungil yg terus berdering itu.
Octav yg sedari tadi memperhatikan Tara dari jauh pun menghampiri cewek itu.Tapi Tara tak berkutik masìh memandangi HP dengan mata berkaca kaca.
"Angkat ya Tar? 20 panggilan tak terjawab tuh.kali aja penting" Tegur Octav.Sang empunya HP mengangguk pelan.Octav pun dengan tenang mulai bicara 
"Ya,benar...Taranya lagi makan...Apa?....OK.Terserah kamu aja."
klik.Octav mengahiri panggilan.Tara terlihat penasaran,
Ta,mas Catur bilang kamu suruh telfon.Dia nggak percaya kamu ikut camping.Kalo dalam 5 menit nggak telfon,mas Catur bakal bilang ke Papa kalo Tara kabur.
Mendengar penjelasan Octav,Tara pun langsung menyambar HP di tangan Octav.
Sementara Octav cuma bisa nguping percakapan Tara,biar tau siapa mas Catur itu.
"Mas ngapain kerumah?...Apa?Mama Mary meninggal?...sory Mas...Iya,Tara bohong...Tara di kos2an...Ntar Tara SMS...Jangan bilang2 Papa ya...OK.Tara Tunggu."
Tara mengakhiri panggilan.Meninggalkan Octav yang sangat penasaran
"Ck.kok gue bisa panas gini?"Dengus Octav.Kedua tangannya mengepal.
=======
Tara sudah sampai di Cafe tempat dia dan Catur janjian.
Mencari sekeliling,dan cowok manis itu sudah duduk di pojok.Tara membalas lambaian tangan Catur dan berjalan mendekat.
3 langkah,2 langkah,tepat saat Tara berhenti Catur bangkit.memeluk cewek itu tiba2.
"Mas Kangen Tar..."
Tara pun beku,pelukan itu seakan menghentikan aliran darahnya...
Tara sudah menghabiskan minumannya,begitupun Catur.Pada cowok itu Tara benar2 percaya.Sudah diceritakannya semua yang terjadi akhir2 ini dalam 20 menit,terutama Skorsing 5 hari itu.
Catur juga menceritakan alasannya datang.Untuk memperkenalkan diri dengan mama Tara dan minta maaf atas apa yang ibunya perbuat pada keluarga Tara.


Octav tak bisa tidur,bukan karena cacar air tapi Tara.
Barusan dia menelfon Tara,cewek itu bilang dia udah pulang.Rasanya lega sekali,meski penasaran akan nama Catur belum terjawab.
======
pukul 10.30...

TA,KELUAR.GUE DI DEPAN
meski awalnya ragu,akhirnya dikirim juga SMS buat Octav itu.
3 menit kemudian Octav keluar.
"Cepet banget Tar?" seru Octav saat melihat Tara sudah duduk di terasnya.
"Oh ya,Gue belum cerita ya.Gue kan tinggal disana 4 hari ini" Tara menunjuk kostnya.Octav ternganga menyaksikan bangunan yang berjarak 5meter darinya..
"Tapi gue mau balik kerumah ntar malem.nggak enak kabur dari rumah" gumam Tara diikuti tawa.maksud sebenarnya adalah menyindir Octav
"Gue baru aja mau nanya.kok Elo demen banget nengokin gue..." sahut Octav.
Keduanya pun duduk.memaanfatkan waktu yang tersisa untuk bicara.
======
Tera dalam perjalanan bersama Catur untuk pulang.
Tera cemas,ingin segera tau kondisi mamanya.Tapi Catur bilang papa Tera lagi dirumah sekarang.
Tera ingin sekali berkumpul dengan Ortunya,tapi Tara pikir lebih baik mereka berdua bicara lebih lama.
"Kok diem Tar? Elo mau kumpul bareng Ortu Lo kan?" Ucap Catur.
"Apaan sih Mas,mas kan keluarga Tara juga" Tara merasa tak enak.
"Bukan begitu.mereka bisa kumpul itu moment langka.Kalo ketemu Mas Catur kan bisa kapan aja.Apa lagi libur kuliah semester ini Mas di Jakarta sama papa.Ntar mas antar jemput kamu deh.biar nggak telat lagi."
Mata Tara pun membulat.senang.
"Belum punya pacar lagi kan?" selidik Catur. Pipi Tara memerah.malu.Dulu,Tara nggak pernah absen curcol sama Catur tiap kali deket sama cowok. 
Sebenernya yang minta Tara putusin Jeva ya Catur juga.
Catur emang sayang banget sama Tara kaya ke adik kandung,soalnya Tara baik,sama kaya papa Tara yang juga sayang sama Catur meski dia bukan anak kandungnya.
TAR,UDAH SAMPE?
sms dari Octav memecah keheningan...
Catur melirik sesaat,
"Dari teman kost_mu ya?" tebak Catur.
"Kok tau sih?" protes Tara.Padahal tara tak menceritakan apapun tentang Octav.Tapi Catur hanya tersenyum samar pada Tara.


Octav melangkah PD menuju sekolah.Hari ini,pengen dibikin geger si Tara yang tega nggak balas SMSnya saat tidak masuk sekolah.
Di depan sekolah,justru Octav yang dibuat geger dengan kemunculan Tara bersama Catur.
"Tuh orang kenapa jadi anter Tara sih." Octav ngomel sendiri.
Rupanya keberadaan Octav tertangkap mata Tara dan Catur.Tara mau nyamperin Octav,tapi Catur sengaja menahannya.
"OK.Manis,Mas benerin dulu ya.rambutnya berantakan nih.."
Catur membelai rambut Tara sambil melirik ke Arah Octav yang langsung membuang muka.
Merasa udah berhasil memanasi Octav,Catur pun pergi.
=======
Pulang sekolah...
Langkah Tara dihadang oleh cewek yang juga siswi SMA'nya.Tara yakin cewek didepannya ini adik kelas,karena mukanya asing.Cewek itu menatap Tara dari kepala sampai kaki sebelum bicara.
"Elo Tara Mirabel?"
Tara pun mendengus kesal.nggak tahan dengan tingkah cewek di depannya,
"iya"jawab Tara datar.
"Masih inget Jeva Alvaro?" cecar cewek itu lagi.Tara pun mendongak.
"Gara-gara Elo kakak gue mati.sadar nggak sih lo?" bentaknya.membuat Tara meledak.
"Kok gue sih,waktu itu kita udah putus ya.jadi jangan bawa" gue." tandas Tara.
"iya,gue tau.tapi apa lo tau siapa orang yang bunuh kakak gue? Hah?"
Tara diam.Jeva memang meninggal karena ditusuk saat tawuran.Tapi Tara tak tau siapa pelakunya.
"Bego..dia tuh mantan Elo..."
Tara terkesiap,tak banyak yang Tara ingat selain Jeva dan Catur.Tapi Tara juga pernah pacaran sama pentolan SMA yg jadi musuh bebuyutan SMA Jeva saat tawuran.
"Bukan gue...bukan"Tara histeris.
Dari kejauhan,Octav bisa melihat Tara di dekat bangunan kelas X.Octav pun menghampiri Tara dan tertegun ketika melìhat cewek itu menangis.
"Selamat menikmati penyesalan Elo.Seperti gue melawan rasa sedih gue...Dasar pembunuh." maki si cewek,lalu pergi.
Octav memanggil cewek itu.tapi tak menoleh.
Octav pun merengkuh tubuh Tara,membantu cewek itu bangun.Tapi Tara justru Memeluk Octav dan menangis.
" Gara2 gue,Jeva mati Ta.gara2 gue dia kehilangan kakaknya Ta..." Tara terisak,membuat Octav ikut sedih..

======


Octav mengikuti Tara kemanapun cewek itu pergi.
"Mau kemana sih kita Tar?" tanya Octav untuk kesekian kalinya.Tara,tak bicara sepatah katapun sepanjang perjalanan.
"Sampai Ta" seru Tara.
Octav pun ternganga.Setelah makam Jeva,rumah teman Jeva,kini Tara membawanya ke penjara.
Di depan Tara duduk cowok yang sepertinya seumuran Tara.Octav yang duduk disamping Tara menggenggam erat satu tangan Tara.Mencoba meredam emosi yang jelas terlihat pada kilat di kedua mata Tara.
"Kenapa baru datang Tar?Udah 5 bulan lho,gue nungguin elo disini." Ucap si cowok pada Tara.Tapi tara justru makin marah.
"Apa yang Elo lakuin sama Jeva?Hah?"Bentak Tara
"Kenapa,hmm?Dia cowok Lo kan?"
"Ish.Elo bego ya Do.Waktu itu kita udah putus.Jeva juga bukan cowok gue lagi."
"So what? Gue sama dia tetep punya urusan Tar.Elo lupa? Gue sama Jeva sama" pentolan di SMA kami."
Tara mengatupkan kedua rahangnya.Sedetik kemudian Tara udah bangkit.Tangannya melayang tepat ke pipi kiri Rado.
"Udah Tar"
Sekuat tenaga Octav menahan tubuh Tara.
Rado justru berdecak.
"Siapa lagi dia Tar?Cowok Lo?Pentolan SMA mana?"
Octav terkesiap,lama" ikut terpancing juga oleh Rado.
"Gue bukan pentolan SMA manapun.Gue cuma cowok yang naksir Tara,sama kaya elo.Tapi gue cukup tangguh buat elo jadiin saingan.Gue yakin cowo kaya elo cuma pake otot tapi nggak pake otak." Sahut Octav.
Tara terkesiap dengan pernyataan Octav barusan.
"Balik yuk Tar." Octav menarik lengan Tara karena cewek itu tak juga mengikuti langkahnya.
"OK..siapapun elo,tunggu gue keluar dari sini.Saat itu elo akan menyesali kedatangan elo hari ini" Teriak Rado,tapi cowok itu tak bisa berkutik.Dua polisi kembali menyeretnya menuju sel tahanan.
======
Tara jadi serba salah.Pernyataan Octav di kantor polisi benar" mengejutkannya.
Kali ini bahkan Octav mengantarnya pulang.
"Rumah gue udah deket Ta." Seru Tara.
"Tau.kalo nggak ngapain elo jalan kaki." sahut Octav.
Tak tahan,Tara pun langsung ke titik permasalahan.
"Ta,apa maksud omongan elo tadi?" 
Octav tersenyum.
"Enaknya elo aja Tar"
Tara mematung...


Octav minikmati pemandangan langka didepannya.Lewat ekspesi yang tergambar di wajah Tara,Octav merasa masih ada banyak harapan untuknya.Tak peduli Tara bukan cewek tercantik,terpintar ataupun terpopuler di sekolah.Kalo Octav musisi,mungkin udah tercipta lagu yang judulnya JATUH CINTA.Kalo Octav penulis,mungkin udah terbit novel yang judulnya TERLAMBAT BERSAMA TAK MEMBUATKU TERLAMBAT MENYADARI AKU SUKA KAMU.Tapi Octav hanyalah Octav yang biasa mewakili sekolahnya mengikuti lomba mapel.Octav juga mungkin termasuk cowok terpintar diantara cowok seumurannya di Jakarta,terbukti lewat berbagai perlombaan yang dimenangkan Octav.Tapi Octav tak pandai menyatakan cinta,dan yang terpenting belum memenangkan hati Tara.Tara masih berfikir Caturlah cowok terbaik yang ia kenal.Nggak masalah siapapun ninggalin dan lupain Tara asal bukan Catur.
"Tin tin" 
bersamaan dengan bunyi klakson mobil Catur,kesadaran Tara dan Octav pun kembali.
"Ck,nih orang ngrusak suasana aja" gerutu Octav dalam hati.Terpaksa Octav harus berhenti memandangi wajah cantik Tara ketika sedang terkejut.
Tara berusaha menyembunyikan keterkejutannya.Tapi terlambat,Catur sudah lama menyaksikan pemandangan itu.Tara yang mematung,dan Octav yang terpesona.Hanya saja kedua orang itu yang terlambat menyadari kehadiran Catur.
"Pulang yuk Tar.Lupa ya kita mau makan malam bareng mama papa" Ucap Catur lembut.Tara yang biasanya akan tertawa senang setelah kata2 manis Catur,cuma bisa tersenyum tipis di depan kedua cowok itu.
"Thanks udah anter Tara pulang."Lanjut Catur.Tapi Octav cuma membalas ucapan terima kasih Catur dengan gerakan alisnya,terlihat tak peduli.Kayaknya,cueknya Tara udah nular ke Octav.
"Mimpi indah ya Tar" 
gumam Octav.Mata Tara membulat.
Bisa didengarnya ucapan itu meski keduanya menjauh.
Di mobil.Diam2 Tara menatap Octav yang makin menjauh lewat spion mobil.
Sementara Catur tersenyum samar pada cewek di Sebelahnya yang tak juga menyadari isi hatinya tlah terbaca.
Tapi Catur sebenarnya penasaran,apa yang membuat Tara telat pulang hari ini.


Catur menatap Tara yang duduk termenung di pinggir kolam renang.Tadinya Catur ingin menghabiskan liburannya di Jakarta untuk mendamaikan kembali Ayah tirinya dengan mantan istrinya.Tapi sepertinya itu akan terjadi tanpa campur tangan Catur,kini justru Tara lah yang membuat Catur merasa harus ada dirumah itu,disisi Tara.
======
Tara terlonjak kaget,Hp yang diletakan di sebelahnya berdering.
Octav memanggil...
Awalnya ragu,tapi dijawab juga panggilan itu.
"Masih diner ya Tar?"
"Nggak Ta.kenapa?"
"Sory,gue lupa.Tiga hari kedepan gue bakal wakilin SMA buat mapel Matematika"Octav berhenti untuk mengambil nafas.
"Doain gue ya Tar."Lanjut Octav.
Tara tersenyum
"Iya.tapi janji ya"
"A...A pa?"Octav jadi gugup.
"Kalo elo menang,pulang kerumah.Mulai hari ini,tempat kost bukan tempat yang aman buat elo." Ucapan Tara yang syarat kecemasan membuat Octav bahagia.
"LOVE U Tar" 
"Tut tut tut" Pernyataan cinta Octav lah yang terakhir Tara dengar karena Octav langsung mengakhiri telfon. 
"Cie cie yang habis ditelfon pacar." Goda Catur yang sedari tadi menguping.
"Apaan.Orang dia pamit mau lomba kok" Tara membela diri.
"Nah lo.tuh dia pamit.itu tandanya minta dukungan Tara.Kurang apa lagi coba?Pinter,ganteng dan kayaknya baik"
Catur kini duduk disamping Tara.
"Pikirin baik2 Tar?Apa gue orang yang Lo suka." Celetuk Catur.Tara pun terkesiap,tak menyangka jalan pikirannya sudah terbaca.
"Gue,mama Dina dan Papa Teguh itu sama pentingnya buat elo Tar."Ucap Catur lembut.
"Kalau beda gimana? Kalau mas Ada artinya buat Tara?
Sahut Tara dengan suara bergetar.
"Mau bukti?" Cecar Catur.Tara pun mengangguk.
"Sini deh" Catur meminta Tara mendekat.
Tara terkesiap ketika Catur memeluknya tiba2.
"Rasain deh Tar.Rasanya sama kaya dipeluk mama atau papa kan.?"
Tara mengangguk.membenarkan Catur setelah diam cukup lama.
"Tapi dia pinter mas? Ganteng lagi.Cewek2 aja banyak yang naksir." Tara mulai membicarakan Octav.
"Tapi dia naksirnya kamu" balas Catur.
Tara tersenyum,tapi sedetik kemudian rasa takut muncul.membuat Tara murung lagi.


Murungnya Tara membuat Catur kepikiran.Ada yang lain,yang pasti bukan tentang Octav ataupun Catur.
=====
Ketika Tara menginjakan kaki di depan SMA,mukanya semakin kusut.Rasa bersalah itu masìh menghantui hingga pagi ini.
Dan benar saja,baru selangkah memasuki SMA,langkah Tara sudah diikuti Dias.
"Hmm,pembunuh ini masih bisa masuk rupanya." sindir Dias.
"Udah gue bilang bukan salah gue,gue udah suruh kakak lo berhenti tawuran ya."Tandas Tara.
"Kalo nggak merasa bersalah,buat apa kemarin ke makam Kak Jeva?" Tuding Dias.
"Apa mau lo?" Tanya Tara.
"Hmm.apa ya?gue udah bela2in masuk SMA ini cuma buat nyari elo." Dias pura2 berfikir,tapi sedetik kemudian kembali memojokan Tara.
"Mau gue,hidupin lagi kak Jeva! Bisa? Nggak kan?"
sukses merusak Mood Tara,Dias berlalu tanpa rasa bersalah.
=======
Seusai lomba,Octav ingin sekali menelfon Tara.Tapi ditahannya keinginan itu saat ide gila melintas begitu saja.Sepertinya Octav harus sedikit berkorban agar Tara kembali melangkah ke sekolah tanpa dihantui rasa bersalah.Octav akan memberi pelajaran buat Dias,agar Dias bisa merasakan posisi Tara.Agar Dias tau,dihantui rasa bersalah itu tak enak.
Kebetulan,Dias adalah salahsatu cewek yang terobsesi pada sosok Octav,dan dari informasi yang Octav dapat,Dias udah punya Cowok.
"Pas banget" Desis Octav.
======
Hari ketiga tanpa Octav...
Pagi ini,Tara melangkah tak bersemangat ke kelas,padahal gangguan dari Dias udah berhenti.
Tara juga tak lagi melihat sosok Octav yang biasanya mondar mandir di kantin kelas XI saat istirahat.
"Dia mau lomba telfon gue,kok dia menang nggak ngomong2 ya?" Pikir Tara saat melintas di depan mading dan membaca pengumuman tentang kemenangan Octav.Tara pun akhirnya menuju Ruang batik yang tak jauh dari kantin kelas X.Disana Tara biasa menemukan ketenangannya.
10 menit membatik,Tara menegakkan punggungnya yang pegal.
Saat mata Tara melihat ke kantin kelas X,tara menemukan sosok yang dicarinya.
"Octav" desis Tara tanpa sadar. Pemandangan di kantin membuat Tara terguncang.
"Kok sakit ya?" Tara menangis.


Octav mencari Tara ke kelasnya,mau bilang dia udah balik lagi kerumah.Tapi Tara tak ada di kelasnya,ada yang bilang Tara di UKS.Octav pun langsung pergi.Meninggalkan seluruh teman sekelas Tara yang kini kepalanya dipenuhi Tanda tanya.Ada apa dengan Octav dan Tara.
======
Tara yang minta dijemput di sekolahnya bikin mama,papa dan Catur panik.
"Nggakpapa,Tara cuma capek aja" Tara tersenyum pada ketiga wajah yang kini menatapnya syarat kecemasan.
"Pa,Ma.kalian harus ke Bandara kan?" Ucap Catur.
"Tapi Tara." mama Tara cemas.
" Kan ada Catur Ma. Bibi juga ada.Besok juga udah sehat dia" Catur berusaha menenangkan mama Tara.
Akhirnya kedua Ortu Tara pergi setelah mempercayakan Tara pada Catur.
======
Catur melihat jam dinding.Pukul 16.00,Tara belum juga keluar Kamar.
Catur pun mengetuk pintu kamar Tara.
"Masuk Bi,nggak dikunci" Tara mengira Catur adalah Bi minah.
"Nggak dimakan? Ini mama yang buat sebelum berangkat ke Aceh lho" Bujuk Catur.
Tara pun memakan setengah dari sepiring nasi dan lauk di depannya.
Catur tersenyum lega,lalu dimulainya menginterogasi Tara.
"Kamu kenapa Tar?"
"hufht.mama udah pergi ya?"
"Yaudah kalo nggak mau cerita.Biar mas balik ke rumah Papa aja" Ucap Catur kalem.Benar saja,Tara menahan langkahnya.
"Temenin Tara jalan-jalan yuk" Rengek Tara.
Catur pun menuruti Tara,berharap setelah ini adiknya mau bercerita.
======
Tara terdiam sejenak.Lalu mengambil nafas panjang sebelum bicara.Catur pun mendengarkan curhatan Tara.Tentang Jeva,tentang Octav,dan Dias.Satu nama yang baru didengar Catur,ingin dipukulnya orang itu kalau aja Dias bukan cewek.Catur jadi iba ketika Tara mengulangi kata2 Dias.Tingkah laku Octav juga membuat Catur kesal.Tapi Catur pikir,bukan tanpa alasan Octav tiba2 jalan bareng Dias.Satu lagi yang ingin Catur temui,mantan Tara yang juga pembunuh Jeva.Sumber masalah karena Tara jadi ikut disalahkan atas apa yang dilakukan orang itu pada Jeva.Catur belum tau orang itu,dan akan mencari tau siapa orangnya setelah urusannya selesai.Catur juga ada janji dengan kawan lamanya.


Octav baru saja pulang ketika segerombolan anak SMA mencegatnya.
"Berhenti Lo!" perintah salahsatu anak.
Octav pun tersenyum,lalu menoleh.
"Bukk Bukk"
Octav dipukul berkali-kali hingga ia tersungkur.
"Woiii berhenti" teriak Dias yang memergoki Octav dikeroyok mantan pacar dan teman2nya.
"Nggakpapa Ka?"
Dias membantu Octav bangkit.Tapi Octav menyingkirkan tangan Dias dari lengannya.
"Lupa Lo,kita udah putus? Tadi pacar Lo kan?" Cecar Octav.
"Sory Ka,Dia bukan pacar Dias lagi.Sory juga karena Dias Ka Octav jadi begini."
Octav tersenyum,akhirnya bisa juga membuat Dias berada di posisi yang sama dengan Tara.
"Duduk sini" perintah Octav.Dias pun duduk disamping Octav.
"Sory banget udah mainin Elo.Gue cuma pengen Elo rasain apa yang Tara rasain Yas." Ungkap Octav.
Dias terkesiap,menyadari apa yang dia lakukan ke Tara emang salah.
Jeva emang udah suka Tawuran sejak sebelum kenal Tara.Tara juga udah nyoba bilangin Jeva buat berhenti tawuran.Tapi nyatanya Jeva tak berubah sampai mereka putus.
"Kak,Kak Tara tau nggak kalo kita pernah jadian?" 
"Nggak kayaknya Yaz.kenapa?"
"Dias denger Kak Tara menangis di ruang membatik jam istirahat pertama kemarin.Itu kan pas banget Kak Octav nyamperin Dias ke kelas X." Terang Dias.
Mata Octav membulat.
"Sampein maaf Dias ya Kak" Lanjut Dias.
Octav pun mengangguk,lalu bangkit meninggalkan Dias.
======
Tara baru saja keluar dari kantor polisi.Rado udah keluar kemarin.Jadi kedatangan Tara siang ini sia2.
Octav.Tara mengkhawatirkan cowok itu.Tara takut Rado membuktikan ancamannya.
Tara mencari nama Octav di HP'a.
Tapi Octav mengontak Tara terlebih dahulu
"Halo Tar"
"Halo Ta" keduanya menyapa bersamaan
"Elo baik2 aja kan Ta?"
"Elo baik2 aja kan Tar?" lagi2 keduanya bicara bersamaan.
"Tar,ketemuan yuk.ada yang mau gue omongin" 
"Gue juga.dimana?"
"di taman deket sekolah.gue kesana sekarang." 
Tara pun segera menuju ke Taman.menyusul Octav.
======
Catur kaget ketika bi minah membangunkannya.
Pukul 15.00,Catur pun bergegas menjemput Tara.
"makasih ya Bi"
ucap catur sebelum pergi.


Catur menunggu Tara di depan SMA.Tapi Tara tak juga keluar.Catur hendak mengontak Tara.Tapi teman lamanya malah mengontaknya.
"klik" Catur pun menyapa teman lamanya.
"Hallo bro.kemana aja lo?...ya bener gue lagi di jakarta...mau ketemu sekarang?...gue lagi nungguin orang...dimana?... Taman SMA mana?
Gue di SMAnya...sip.tunggu gue ya?...apa?Elo mau main2?...Gue udah tobat bro.Sip.gue kesana sekarang."
Catur berdecak,ternyata setelah Jeva meninggal Rado masih suka cari ribut,sama anak SMA Tara lagi.Tapi Catur tetep ke Taman,pengen ketemu temen lamanya.Rado.
======
Tara pun berlari ke Arah Octav.
"kemana aja Lo Ta? Gue ke kost'an Lo.tapi Lo nggak ada?"
"Hmm.Elo yang nyuruh gue balik kerumah kan?" Octav membelai rambut Tara.
"oh ya Tar,Dias minta maaf atas sikapnya kemarin." Lanjut Octav.Wajah Tara pun langsung murung.Sepertinya Octav emang jadian sama Dias.
"Hmm.beneran dia maafin gue? Kenapa nggak ngomong langsung ke gue?" ketus Tara.Octav pun tersenyum.
"Tar..." desis Octav lembut.Tara pun mendongak,menatap wajah Octav yg kini berdiri di hadapannya.
"Sory kalo gue nyakitin hati Elo.gue cuma pengen Elo melangkah tenang di sekolah tanpa rasa bersalah.Apapun bakal gue lakuin asal Elo bisa kaya dulu.Tara yang nggak peduli apa kata orang."
Mata Tara berkaca.
"Elo jadian sama Dias,Ta?"
"Iya.2 hari Tar.Sory nggak cerita ke elo.Tapi gue baru aja putus,dia Kan udah punya cowok." Terang Octav diikuti senyum samar di bibirnya.
"Dukk" Tara memukul dada Octav sehingga cowo itu mengerang kesakitan.
"Elo kok jadi bego sih? Elo pasti tau Dias udah punya cowok kan?" Tangis Tara pecah juga.
"Justru karena itu.Gue pengen Dias rasain rasanya jadi Elo.Dia nggak tega juga liat gue dipukul mantan pacarnya."
"Bego banget sih Lo!!" maki Tara lagi
"Kalo tadi Dias nggak datang.Terus elo mati dikeroyok gimana Ta?"
Octav memeluk Tara.
"Nggakpapa Tar,gue kan ada disini sekarang.Gue nggak akan mati sebelum menangin hati Elo" 
"Elo udah menang Ta.Jadi jangan bertindak bodoh lagi..." Tara terisak.Menyadari betapa berartinya Octav.


Rado semakin geram melihat pemandangan di depannya.Selama pacaran dengannya,Tara tak pernah menangis meski Rado terluka.
Rado merasa ini waktu yang tepat untuk memberi pelajaran buat cowok yang pernah menantangnya.Nggak masalah kalo pada akhirnya nggak bisa dapetin hati Tara.Rado cuma pengen cowok di depannya tau,Rado jauh lebih hebat dibanding dia.
=====
Tara teringat tujuan utamanya menemui Octav,menyampaikan informasi yang baru didapatnya di kantor polisi.
"Ta,Rado udah keluar" desis Tara.Mata Octav pun membulat.
"Jadi karena ini Lo nyuruh gue balik kerumah Tar?" Tanya Octav. Tak menyadari Rado sudah didekatnya.
"Ck ck ck. Romantis.Tapi sayang cuma sesaat,ntar bakal jadi Romansick" Seru Rado.Tara dan Octav menoleh bersamaan.
"Sejak kapan Elo disitu?" Tanya Octav.Kesal.
"Hmm,lumayan lama lah." Rado berlagak melihat jam tangannya.
"Hallo Tara.nggak nyadar ya kalo elo yang bawa gue kesini?" Lanjut Rado.
Tara mengernyitkan dahinya,tak tau maksud kata2 Rado itu.
"Tara sayang,gue udah sama2 elo sejak di depan kantor polisi.Gue bahkan udah lihat kemesraan kalian berdua yang nyaingin Jack n Rose." Seru Rado diikuti senyum liciknya yang membuat Tara muak.
"Pergi dari hidup Tara.Cukup sekali Tara menderita karena perbuatan Lo" Seru Octav.
Rado yang terpancing pun langsung memukul wajah Octav hingga cowok itu terhuyung.
"Berhenti Do" Teriak Tara sambil menarik lengan Rado.Tapi dengan mudah Rado menepis tangan Tara.
"Tara sayang,berhenti merengek.Ini bukan urusan Lo." Suara Rado meninggi.Tara terkesiap.
Octav mencuri kesempatan saat Rado lengah.
"Bukk" Rado terhuyung setelah Octav meninjunya.
"OK.kita duel.kalo elo menang,gue nggak akan ganggu Tara lagi." 
Octav tak menghiraukan ucapan Rado.Octav tak takut.
Rado menatap Octav tepat di manik mata.
Tara cuma bisa mematung menyaksikan Duel di depannya,tak bisa melakukan apapun selain berdoa semoga akan ada yang melerai dua cowok itu.
"Tuhan.Tolong gue"
Tara memejamkan matanya,membuat air mata yang ditahannya mengalir di sudut mata.


Catur mencari Rado di taman.Tapi saat melihat ada Tara dan Octav disana,Catur berlari menghampiri ketiganya.
"BERHENTI KALIAN" teriak Catur.Tapi kedua Cowok itu tetap saling pukul.
Merasa tak ada cara lain untuk melerai Rado dan Octav.Catur pun memukul dua cowok itu bergantian.
Keduanya pun tergeletak.Masih sadar,tapi kehabisan tenaga untuk bangkit.
Catur memeluk Tara yang berdiri mematung.Menangis tanpa suara.
"Bego...Kalian bikin ade gue takut" Bentak Catur.
Rado terkesiap.
"Tara,ade lo?" Desis Rado tanpa sadar.
"Maaf" desis Octav yang juga merasa bersalah.
Tara juga terkejut.
Seumur hidup,baru sekali ini dia melihat Catur marah.Biasanya Catur sangat lembut.
=====
Setelah membawa Tara masuk ke mobil.Catur juga memapah Rado dan Octav ke mobil.Beruntung tak seorang pun memergoki duel tadi.Catur pun membawa ketiganya kerumah.

Dirumah Tara... 
Catur menunggu Octav dan Rado yang sedang mengompres luka masing2 dengan es.
"Dia yang udah bunuh Jeva,mas" Desis Tara.memecah keheningan di ruangan itu.
"Elo pernah pacaran sama Rado Tar?" Tanya Catur.Tapi Tara hanya mengangguk.
"Gue nggak tau dia Ade Lo Tur.sumpah." Sela Rado.
"Kalian teman lama ya." Tebak Octav.
Catur dan Rado mengangguk bersamaan,membuat Octav dan Tara kaget dan cuma bisa saling pandang.
Catur pun memulai bercerita.Sementara Rado,Octav dan Tara menajamkan pendengaran.
"Rado dan Gue temenan saat SMA dulu.mungkin waktu itu kalian masih duduk di bangku kelas 2 SMP." Catur memandang Octav dan Tara bergantian,lalu melanjutkan cerita.
"Gue juga belum kenal Tara.karena mama gue belum ngenalin gue sama anak dari calon suaminya.Cuma,gue dan Rado udah kenal Jeva karena SMA kami dan SMA Jeva musuh bebuyutan."
Lagi- lagi Catur menatap Tara.
"Itu alasan kenapa gue minta elo putusin Jeva saat tau kalian pacaran.Karena gue tau siapa Jeva,dan gue nggak mau elo jadi ancur kalau kenal dia lebih lama" kali ini Catur bicara pada Tara.
Tara mengangguk,mengerti.Dalam hati,Tara bersyukur meskipun Catur kakak tiri,tapi sayangnya ke Tara seperti pada Adik kandung.


"Thanks mas.Tapi kenapa baru sekarang mas cerita?"Cecar Tara
"Sory Tar.Mas nggak pengen kamu tau masa lalu mas.Kamu kan taunya mas orangnya penyayang." jawab catur lirih,membuat Rado menahan tawa.Karena Catur yang Rado kenal dulu dan Rado lihat sekarang benar2 berbeda.
"Tar,abang Lo itu dewa penolong gue.Sejak saat itu kita berteman." Timpal Rado.Octav pun mengernyitkan dahinya.Lalu berkomentar.
"Mbok ya kalo mau kompak jangan tawuran bareng gitu.Belajar kelompok kek." Celetuk Octav.
Tara pun langsung memelototi Octav.Tersinggung dengan kata2 Octav.
"Tara Tara.kok bisa elo pacaran sama titisan Einstein? Selera lo berubah 180 derajat ya." ledek Rado yang udah bisa meredam Emosinya.
"Gantengan gue kali" Dengus Octav kesal.
Rado emang jago berantem,tapi tak jauh lebih pintar dari Octav.Rado beberapa kali tak naik kelas sehingga tertinggal oleh Catur yang kini sudah Kuliah meski baru semester 3.
Octav.Meski tak jago berantem tapi jauh lebih Cerdas.Itu juga yang bikin Tara nggak yakin kalo Octav naksir dia.
"Hmm,Do.Ju2r aja gue nggak percaya kalo elo yang bunuh Jeva.Seingat gue Jeva lebih unggul dibanding elo dalam hal berantem". Desis Catur.Membuat semua mata tertuju pada Rado.Menunggu jawaban Rado yang bakal jadi penentu.Bagaimana Tara akan bersikap pada mantannya itu.
"Gue nggak bermaksud bunuh Dia.Gue terpojok.Kalo gue nggak nglakuin itu,gue yang bakal mati." Desis Rado sambil tertunduk.
Catur tersenyum lega. Lalu menepuk bahu Rado.
"Thanks Sob.Udah jujur.Gue ngerti betapa sulitnya posisi Elo waktu itu."
Rado tersenyum,bersyukur.Masih ada orang yang mengerti dirinya.
"Sory ya Tar.Gara2 gue elo jadi disalahkan." Ucap Rado pada Tara.
"Nggakpapa Do.Itu juga bukan salah Elo." Tara tersenyum.Lega.
"Jangan cuekin gue dong" Seru Octav.
Membuat seisi ruangan tertawa.
"Tar,kompresin luka gue dong." rengek Octav.
"Manja" sahut Rado dan Catur bersamaan.Tapi Tara hanya tersenyum sambil mengompres luka Octav.
Octav memeletkan lidahnya ke arah Catur dan Rado.
Dua cowo itu pun tertawa sambil menunjukan kepalan tangan pada Octav.


Pagi ini Tara tak lagi diantar Catur.Catur bilang akan menginap dirumah Rado seminggu ini.Rado juga berjanji akan berhenti Tawuran dan kembali bersekolah.Itu berkat motivasi dari Catur juga.Tara jadi semakin bangga pada kakaknya itu.Apalagi setelah Tara tau tujuan utama Catur untuk mendamaikan kembali mama dan papa Tara berhasil.Sebulan lagi,mama dan papa Tara akan menikah lagi.Dan artinya mereka akan tinggal bersama lagi.Mama Tara juga udah memaafkan mama Catur,bahkan mama Tara meminta Catur tetap tinggal bersama nantinya.
Lengkap sudah kebahagiaan Tara.
======
Octav dan Tara berangkat bersama pagi ini.Seisi SMA kasih dibuat geger pagi itu.Apalagi luka bekas berkelahi dengan Rado masih menghias wajah Octav.
Semua siswa jadi bertanya-tanya,karena selama ini Octav terkenal pintar dan tak pernah bermasalah.Cewek2 yang naksir Octav baik kakak kelas ataupun adik kelas pun dibuat iri karena kabar Octav dan Tara udah jadian langsung jadi hot news di SMA Kasih.
Tara juga tak bisa secuek biasanya karena teman sekelas memberöndongnya dengan pertanyaan.
"Tar,kalo Elo jadian sama Octav.Cowok ganteng yang suka nganter jemput Elo siapa dong?" Tanya Lani.cewek paling cerewet di kelas.
"kakak gue" jawab Tara datar.
Cewek2 sekelas pun langsung berteriak senang.
"MAUUUU DONG TAR DIKENALIN". 
Tara sudah menduga hal ini akan terjadi.

Terima kasih Tuhan,untuk semua perubahan ini.
Terima kasih udah kirimin gue orang2 terbaik disisi gue.
Terima kasih,meski Kau pertemukan aku dan Octav dalam situasi buruk saat kami terlambat.Tapi tak terlambat bagi aku dan Octav untuk menyadari,kami saling mencintai...
Octav menatap Tara dari jendela kelas Tara.Dan tersenyum melihat Tara dikerumuni teman-temannya.


¤_ S E L E S A I _*